Samsul Arifin

Dan kopi tak pernah memilih siapa yang layak menikmatinya. karna dihadapan kopi kita semua sama.

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 06 September 2017

PARA PEMERHATI KALANG TUBAN,REMBANG,BLORA DAN BOJONEGORO KENALKAN BUDAYA DAN PERADABAN WONG KALANG MELALUI FESTIVAL BUDAYA KALANG

PARA PEMERHATI KALANG TUBAN,REMBANG,BLORA DAN BOJONEGORO KENALKAN BUDAYA DAN PERADABAN WONG KALANG MELALUI FESTIVAL BUDAYA KALANG

-=Republik Ngopi=-


Tuban 06 September 2017, Masih sangat asing bagi sebagian kita ketika mendengar istilah WONG KALANG atau budaya Kalang atau peradaban Kalang. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Soelardjo Pontjosoetirto (1971) menggambarkan tentang keberadaan orang Kalang yang tersebar di sepanjang sisi utara dan selatan Pulau jawa.  Berawal dari minimnya data dan sedemikian banyaknya sebaran situs Kalang yang notabene ada semacam pembiaran oleh pemangku kebijakan dan makin maraknya penjarahan situs Kalang ini menjadi titik awal pembicaraan yang mengerucut pada FESTIVAL BUDAYA KALANG yang akan dilaksanakan pada tanggal 9-10 September 2017 di KPH Jatirogo Tuban.  



Situs makam Kalang umumnya tersebar  di sekitar perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah, seperti  di Cepu dan beberapa wilayah di Blora, di Tuban. Sedangkan di Bojonegoro  situs Kalang yang terbesar ada di desa Kawengan Kec. Kedewan (berbatasan dengan Cepu-Blora dan Singgahan-Tuban) berjumlah 109 makam di area seluas 35 Ha, di Kec. Malo (tidak jauh dari Kawengan) berjumlah 17 makam di area 12 Ha, dan ada di kecamatan lain tetapi hanya berjumlah 1 atau 2 makam saja. Semua berada di kawasan hutan jati di bawah penguasaan Perhutani. Sayang kondisi situsnya semakin lama semakin rusak parah, padahal situs yang ada di desa Kawengan konon sudah diperdakan sebagai situs cagar budaya oleh pemprof Jatim seperti  diceritakan Siswo Nur Wahyudi salah seorang Budayawan dan pemerhati Kalang dari Bojonegoro. 

Kegiatan ini sekaligus menjaring dan mengumpulkan mereka mereka yang memiliki kepedulian  akan masyarakat Kalang yang kini tidak diketahui ujung pangkalnya. Dan melecut kembali semangat KALANG dengan menghadirkan secara sukarela pemerhati dan seniman dari dalam dan luar negeri diantaranya ada ARRINGTON de DIONYSO dari Amerika Serikat,  GILLES SAISI Perancis,  SAUNG SWARA Salatiga,  SEKRTAJI Jogja,  GANESA BAKTI PERTIWI Karangkates, LOG SANSKRIT Jogja,   SELENDANG WANGI Universitas Negeri Jember,  AGUS RIYANTO Batu,  Komunitas WALIKUKUN  Tulungagung dan masih banyak lagi. Panggung terbuka dan bebas untuk yang ingin berpartisipasi pada tanggal 9 September 2017 bersamaan dengan  acara melukis bersama dan mural mulai jam 15.00 WIB. 

J. F. X. Hoerry salah seorang sastrawan jawa dari Bojonegoro pernah menulis sebuah buku napak tilas WONG KALANG BOJONEGORO dan Drs.  Dwi Cahyono akan hadir sebagai salah satu nara sumber dalam JAGONGAN BUDAYA KALANG pada tanggal 10 September sebelum JELAJAH SITUS KALANG. Sedangkan untuk artefak KALANG akan dibawa dari Blora oleh Lukman Wijaya salah seorang peneliti Kalang dari Blora.  Komunitasnya telah mengamankan banyak artefak kalang disimpan rapi dalam museum pribadi komunitas tersebut. 

Kegiatan ini dilakukan oleh para pemerhati Kalang dari Tuban Rembang Blora dan disengkuyung penuh oleh Sanggar Gaung Prana Jati Sekaran Kecamatan Jatirogo Tuban bekerjasama dengan KPH jatirogo. Mari himpun energi dalam semangat KALANG. 

Untuk Para pembaca yang juga penasaran dan suka akan sejarah,budaya bisa juga menghubungi Contact person penyelenggara yang ada dibawah ini.

Contact Person: 
Budi PJ +62 822 8214 3905|| Yoyok Van Bandem +62 857 3179 5757|| Krisna +62 822 3480 3626 || Hewodl Unen Unen +62 812 3253 7520 || Zam Risang Maloka +62 853 2961 3538

Selasa, 05 September 2017

PANGERAN TAMPAN DARI KERAJAAN MEMPAWAH AJAK SELALU MENEBAR CINTA KASIH DAN PERDAMAIAN SESAMA MANUSIA

PANGERAN TAMPAN DARI KERAJAAN MEMPAWAH AJAK SELALU MENEBAR CINTA KASIH DAN PERDAMAIAN SESAMA MANUSIA

-=Republik Ngopi=-


Krisis kemanusian yang melanda saudara Muslim  Suku Rohingya  di Myanmar banyak mengundang perhatian dari beberapa pihak khususnya para pemerhati HAM dan kemanusiaan tidak hannya itu sampai dengan detik ini banyak media pemberitaan juga telah memberitakan hal tersebut baik media cetak maupun media elektronik.

Namun kali ini hal tersebut tidak hannya mengundang perhatian para pemerhati kemanusiaan sosok pangeran Tampan dari Kerajaan panembahan Mempawah salah satu kerajaan islam yang saat ini masuk dikawasan  kabupaten Mempawah Kalimantan Barat ini juga berkomentar dengan persoalan yang melanda saudara muslim di Myanmar, Pangeran yang memiliki sosok tampan ini bernama HRH.Tengku Pangeran Abdullah Ali Chandrarupa Wibowo,acc.mult sering disapa akrab dengan sapaan Pangeran Chandrarupa.


Pangeran Chandrarupa juga sangat menyesalkan akan adanya pertikaian yang terjadi dikawasan muslim Rohingya Myanmar apalagi banyak yang sudah tau bahwa nahkoda Myanmar sendiri adalah salah satu penerima Nobel Perdamaian sehingga dengan adanya kasus yang menimpa rakyatnya sendiri dalam hal ini suku Rohingya rasanya juga kurang pas dengan adanya nobel tersebut.

Pangeran Tampan yang merupakan pangeran perbawa budaya Kerajaan mempawah ini juga menuturkan  “saya Menyatakan Mengecam keras dan sangat marah atas krisis kemanusiaan yang terjadi di kawasan rohingnya Myanmar” tuturnya pada Republik Ngopi melalui Saluran Telepon seluler Pangeran tampan ini juga sangat berharap dan menyerukan harapan perdamaian diRohingya agar hidup damai dan saling berdampingan satu sama lain tidak hannya itu Pangeran Chandrarupa juga berharap agar dikirim Pasukan Perdamaian PBB untuk membantu kasus kemanusiaan dan HAM yang dialami Muslim Rohingya di Myanmar.

Serta Pangeran Tampan  yang juga pangeran kapita yang terutama   Kepangeranan Chandrarupanto Patani Shri tiworo (salah satu kepangeranan otonom dibawah kerajaan tiworo buton) tersebut juga mengajak pada bangsa Indonesia dan masyarakat luas yang ada di Dunia ini untuk terus dan selalu menebarkan perdamaian Cinta kasih dan saling hidup rukun berdampingan satu sama lain tanpa memandang suku,Ras dan Agama agar kita sesama manusia selalu rukun dan damai.,(Sams’)

PRESIDEN RI Ir.JOKO WIDODO KELUARKAN PERATURAN PRESIDEN SEKOLAH LIMA HARI

PRESIDEN RI Ir.JOKO WIDODO KELUARKAN PERATURAN PRESIDEN SEKOLAH LIMA HARI
-=Republik Ngopi=-


adhytribratanewspolri,Presiden Joko Widodo, akhirnya mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang pendidikan karakter atau sekolah lima hari. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang selama ini menolak, akan ikut.
Hal itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj, usai bertemu Presiden Jokowi. Perpres ini akan dikeluarkan pada Rabu 6 September 2017 besok.
"Iya besok, besok saya ke sini lagi (Istana) dengan Muhammadiyah dengan ulama, akan mengeluarkan, Presiden akan mengeluarkan Perpres tentang pendidikan karakter," ujar Said Aqil, di Istana Negara.
Said Aqil menjelaskan sekilas isi dari Perpres tersebut. Bahwa kementerian terkait yakni Kemendikbud, Kementerian Agama maupun Kemenristek Dikti, tidak boleh mematikan madrasah diniyah.
Selama ini, protes dari PBNU terkait kebijakan Mendikbud yang sebelumnya melalui Permendikbud Nomor 23 tahun 2017 tentang Hari Sekolah, disebut akan mematikan madrasah diniyah. Namun diakui Said, dengan Perpres ini nantinya madrasah diniyah akan dibantu oleh tiga kementerian tersebut.
"Semua menteri, Mendikbud, Menag, maupun Dikti harus mendukung pendidikan karakter yang sudah berjalan yaitu madrasah diniyah, swasta di bawah swadaya masyarakat tetap berjalan. Bahkan didukung," ujarnya menjelaskan.
Tak hanya itu, untuk madrasah diniyah yang selama ini para gurunya digaji dari swadaya, kemungkinan akan mendapatkan dana dari pemerintah. Melalui program pendidikan karakter ini.
"Dengan adanya Perpres ada kewajiban, ada payung kewajiban mengeluarkan anggaran. Malah bantuan," katanya. Dimana selama ini gaji dari para guru itu, dibiayai sendiri oleh madrasah diniyah.
PBNU sebelumnya merupakan ormas yang paling getol menolak kebijakan sekolah lima hari atau full day school (FDS) yang digagas pemerintah. Pasalnya, kebijakan itu dikhawatirkan akan memberangus pendidikan madrasah yang selama ini berjalan. Program FDS dinilai akan menggusur madrasah diniyah yang dibangun masyarakat, yang gurunya dihonor oleh masyarakat secara swadaya, yang jumlahnya mencapai 76 ribu guru se-Indonesia.
Bahkan, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj menolak berkompromi dengan pemerintah soal kebijakan tersebut. Ia menutup rapat dialog soal sekolah lima hari atau full day school.

Sabtu, 02 September 2017

Raker Wilayah II Pengurus Wilayah IPNU Jatim, Kapolres Ingatkan Waspada Kelompok Radikal

RAKER WILAYAH II PW.IPNU JATIM, KAPOLRES INGATKAN WASPADA KELOMPOK RADIKAL
-=Republik Ngopi=-

Bojonegoro - Pada Rapat Kerja (Raker) Wilayah II Pengurus Wilayah Ikatan Pelajar Nahdhatul Ulama (IPNU) Jatim yang diadakan pada hari Sabtu (02/09/2017) Sore tadi, sekira pukul 15.00 WIB yang dipusatkan di Pondok Pesantren (Ponpes) Abu Dzarin Kendal Desa Sumbertalseh Kecamatan Dander, Kapolres Bojonegoro AKBP Wahyu S. Bintoro, SH., SIK., M.Si mengingatkan kembali tentang bahaya serta perlu adanya kewaspadaan seluruhnya karena pengaruhnya banyak merekrut kaum muda serta disinyalir telah memasuki dibeberapa Ponpes yang ada di Jawa Timur.

"Beberapa Ponpes di wilayah Magetan, Madiun, Jombang, Lamongan disinyalir sudah dimasuki paham radikal", ungkap Kapolres.

Selain Kapolres Bojonegoro, hadir dalam Raker yaitu pengurus pw. NU jawatimur yang diwakili K. h sofiyullah mashur dan Pengasuh Ponpes di lingkungan Kendal Kecamatan Dander Bojonegoro, ketua PC NU bojonegoro dr. Kholid ubed Sp. Pd beserta Banom NU Bojonegoro, muslimat, fatayat, Pengurus MWC NU kecamatan dander, pengurus pc IPNU-IPPNU Bojonegoro dan pengurus pac ipnu-ippnu sekabupaten bojonegoro, Pengurus PC IPNU se-Jawa Timur, Anggota DPRD Bojonegoro Ahmad Sunjani, Kadiknas Bojonegoro, Kadis Lingkungan Hidup Bojonegoro serta undangan sebanyak 600 orang.

Acara yang mengambil tema " Konsolidasi Gerakan Pelajar Membangun Ketahanan Informasi ", direncakan berlangsung selama 2 hari hingga besok, sekligus launcing cyber force.

Dalam sambutannya membuka Rakor, Kapolres mengucapkan rasa bela sungkawa kepada keluarga besar Ponpes Abu Dzarin atas musibah yang menimpa salah satu santinya yang pada hari raya Idul Adha tenggelam terseret arus bengawan solo serta mengucapkan selamat merayakan Idul Adha 1438 H kepada seluruh undangan yang hadir.

Masih melanjutkan sambutannya, Kapolres juga mengingatkan bahwa bangsa dan Negara Indonesia yang dibangun atas dasar Pancasila dimana Indonesia sangat beragam yang terdiri dari suku, agama dan Ras yang berbeda-beda, sehingga sangatlah penting mempererat persatuan dan kesatuan bangsa diatas perbedaan-perbedaan yang dimiliki bangsa Indonesai sebagai identitas bangsa dimata dunia.

"Keanekaragaman bangsa Indonesia yang oleh pendiri bangsa dibingkai dalam Bhineka Tunggal Ika merupakan salah satu kekuatan dunia yang patut diperhitungkan oleh negara lain", ungkap Kapolres.

Masih adanya kelompok teroris yang masih menunjukkan eksistensinya, Kapolres mengatakan bahwa kelompok teroris tersebut masih bergerak dan tidak tinggal diam dan salah satu gerakannya yaitu dengan membentuk sel-sel terputus seperti seperti yang menamakan diri daulah Jombang, Malang, Megamendung, Madura, Solo, Pasuruan, Lamongan, Probolinggo, Sidoarjo, Banyuwangi.

"Termasuk juga ada mahasiswa ITS, dalam rekrutmen salah satunya menggunakan akun media sosial yang  menampilkan foto perempuan cantik", imbuh Kapolres.

Berkaitan dengan masih banyaknya berita-berita hoax yang beredar di dunia maya, berdasarkan riset serta pembuktian diperkirakan 70% tidak benar. Dengan terbentuknya cyber force yang di miliki pw. Ipnu jawatimur diharapakan dapat membantu dan bekerjasama dengan aparat keamanan terutama Kepolisian dalam membantu mengontrol dan mengawasi berita negatif di media sosial.

"Terimakasih atas dukungan semua pihak kepada aparat keamanan dalam menjaga kamtibmas", tutur Kapolres.

Sementara itu, Ketua PW IPNU Jatim Haikal Atiq Zam Zami mengatakan bahwa diadakan Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kaderisasi dan konsolidasi di lingkup IPNU. Sesuai dengan tema yang diangkat dalam Raker kali ini, merupakan salah satu melatar belakangi diadakan Raker. Dengan adanya over informasi yang terjadi saat ini ada yang bersifat positif maupun negatif.

"Cyberforce ini merupakan salah satu wadah untuk mengantisipasi adanya upaya-upaya untuk memecahbelah NKRI, merusak umat, pelajar dan generasi bangsa melalui media sosial ataupun dunia maya", ucap Haikal.

Jumat, 01 September 2017

MENGENAL DAN MENELADANI KH.ABU DZARRIN (Adnan) KENDAL BOJONEGORO KIYAI NYA PARA KIYAI

MENGENAL DAN MENELADANI KH.ABU DZARRIN (Adnan) KENDAL BOJONEGORO KIYAI NYA PARA KIYAI
-=Republik Ngopi=-


“KH. Abu Dzarrin lahir pada tanggal 12 Shafar 1316 H. yang bertepatan dengan tahun 1898 M. di Desa Sukorejo, Bojonegoro, Jawa Timur. 

Dari garis ayah KH. Abu Dzarrin memiliki silsilah dengan Mbah Haji Umar bin Adiman bin Sanding Ibn binti Walinoyorono, yang kesohor dengan nama kiai Bedug, Jati Karas Sedan Rembang Walinoyorono, merupakan salah satu muridnya Sunan Cantrik, Babakan Lasem. Sedangkan Sunan Cantrik adalah murid Sayyid Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang. Adapun dari pihak sang ibu, KH. Abu Dzarrin beribukan Nyai Habibah binti Mbah Haji Ali bin Mbah Gati binti Singojoyo bin Eyang Buyut Singonoyo, salah seorang penyebar agama Islam di daerah Bojonegoro.

KH. Abu Dzarrin adalah putra pertama dari lima bersaudara, yaitu : Abu Dzarrin, Bakri, Bakrun, Badrun dan Sahilah. 
***

Setelah KH. Abu Dzarrin berkelana ke banyak pesantren dan ulama yang berada di Jawa Timur dan sekitarnya, pada tahun 1923 beliau menikah dengan seorang wanita shalehah bernama Nyai Asmanah binti Haji Ridlwan. Kala itu beliau berumur 30 tahun sedangkan istri beliau berumur 14 tahun. 

Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai 12 anak, yaitu: 1. Nyai Nafisah (Istri Kiai Chozin, ayah dari KH Muhajir pendiri PP. Al-Kuzi), 2. KHM. Dimyathi Adnan (Pengasuh PP. Abu Dzarrin sejak tahun 1958 hingga 1990), 3. KH. Ahmad Munir Adnan (Pengasuh PP. Abu Dzarrin sejak tahun 1990 hingga 2002 dan seorang mursyid Thoriqoh Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyah), 4. Nyai Mutqinah (istri KH. Masyhur pendiri PP. Al-Rosyid) 5. KHM. Ma’mun Adnan (Pendiri PP. Al-Asmanah), 6. Muhammad Makin (wafat kecil), 7. KHM. Charish Adnan (pendiri PP. Adnan Al-Charish), 8. Muhammad Kamil (wafat kecil), 9. Naqiyah (wafat kecil), 10. Matinah, (wafat kecil), 11. Nyai Hj. Lu’lu’atul Fuad (istri KHM. Ali Syafi’i, pendiri PP. Abu Dzarrin Al-Ridlwan), 12. Nyai Hj. Barrotut Taqiyah (istri KH. Fathurrohman, pendiri PP. Sunan Bonang, Parengan, Tuban).
***

Kiai Abu Dzarrin dikenal dengan seorang yang haus akan ilmu. Semenjak usainya masih kecil, Kiai Abu Dzarrin berkelana dari satu kiai kepada kiai yang lainnya untuk menimba ilmu. Pada mulanya, tahun 1902 Kiai Abu Dzarrin mulai belajar kepada paman sekaligus ayah angkatnya sendiri, Kiai Mutholib yang berdomisili di Desa Sukorejo Bojonegoro, kurang lebih selama 7 tahun. Pada masa itu, beliau telah mengabdi dan belajar kepada Kiai Mutholib dengan telaten.

Kemudian pada tahun 1909 dengan  himmahnya yang kuat, Kiai Abu Dzarrin melanjutkan belajar kepada Mbah KH. Basyir. Seorang kiai yang juga sebagai pengulu di daerah Bojonegoro. Kiai Abu Dzarrin ngangsu ilmu pada KH. Basyir kurang lebih selama 4 tahun, yaitu dari tahun 1909 hingga tahun 1913. Yang kemudian Kiai Basyir menyuruh agar ia ikut  membantu mengajar di Madrasah Mamba’ul Ulum Bojonegoro. Namun Kiai Abu Dzarrin hanya dapat mambantu mangajar selama 6 bulan karena harus melanjutkan belajar lagi.

Merasa belum cukup dengan ilmu yang dikuasainya, Kiai Abu Dzarrin memperluas cakrawala keilmuan dengan berkelana di luar Bojonegoro. Selanjutnya belajar kepada Kiai Cholil Bangkalan Madura. Kepada Kiai ahli di bidang ilmu Nahwu Shorof dan yang terkenal dengan kewaliannya ini beliau belajar selama 3 tahun, yaitu sejak tahun 1913 sampai 1916. Dikatakan, hampir seluruh pesantren yang ada di Indonesia terutama di Jawa memiliki sanad sampai pada Mbah Kiai Cholil Bangkalan..

Setelah 3 tahun belajar Bangkalan, Kiai Abu Dzarrin kembali lagi ke tanah kelahirannya untuk membantu mengajar di Madrasah Mamba’ul Ulum Bojonegoro. Namun, hal itu beliau jalankan hanya selama 4 bulan. Yang kemudian beliau kembali mondok.

Masih pada tahun 1916, Kiai Abu Dzarrin nyantri kepada Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy’ari, Tebuireng Jombang. Kurang kebih selama setahun, Kiai Abu Dzarrin menyelami lautan ilmu pada kiai pendiri Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’ ini. Belajar pada Hadratusy Syaikh Hasyim Asy’ari saat itu merupakan dambaan bagi hampir setiap santri. 

Pada tahun 1918 Kiai Abu Dzarrin melanjutkan belajar kepada Kiai Dahlan, ayahanda KH. Ihsan mu’allif  kitab Sirajut Thalibin  Syarh Minhajul Abidin. Waktu yang ditempuh beliau di Pesantren Jampes Kediri asuhan Kiai Dahlan ini hanya selama 3 bulan. Setelahnya, KH. Abu Dzarrin istifadatul ‘ilmi kepada seorang alim ternama, Kiai Manaf Abdul Karim, Lirboyo Kediri,  selama 4 bulan. Terhitung hanya 7 bulan Kiai Abu Dzarrin nyantri di Jampes dan Lirboyo.

Kemudian pada tahun 1918, usai mondok di Jampes dan Lirboyo, beliau belajar di Pesantren Maskumambang Gresik asuhan Kiai Abdul Faqih, selama  kurang lebih 6 bulan.

Pada tahun 1919, Kiai Abu Dzarrin berkelana kembali untuk berguru kepada seorang sufi nan alim, KH. Raden Dimyathi dan Syaikh Mahfudh, Tremas Pacitan. Di Tremas beliau mendalami ilmu kepada kedua ulama besar tersebut selama 6 tahun. 

Usai belajar di Tremas, ketika tahun 1923 beliau menikah dengan Nyai Asmanah binti Haji Ridlwan, Kendal. Sebagaimana tertera di depan. Walaupun telah menikah bukan berarti semangat belajar KH. Abu Dzarrin telah padam, bahkan semangat beliau makin berkobar untuk selalu belajar. Hal itu dibuktikan ketika tahun 1924 beliau menjalankan rukun Islam yang kelima, pergi ke Baaitullah al Haram untuk menunaikan haji. Namun demikian, Kiai Abu Dzarrin menyempatkan dirinya  untuk belajar pada ulama-ulama besar di sana. KH. Abu Dzarrin ini ternyata  juga seorang yang berprinsip “Sekali dayung, dua tiga pulau terengkuh”. Di tanah suci beliau mukim selama dua tahun, mulai 1924 sampai dengan 1926. Di sana, Kiai Abu Dzarrin belajar kepada Sayyid Abu  Bakar bin Muhammad Syatho Ad-Dimyathi, pengarang kitab I‘anatut Thalibin. Sepulang dari tanah suci, tahun 1926, Kiai Abu Dzarrin domisili di Kendal bersama istri dan ibu mertua putri (Mbah Nyai Asmanah). 
***

Sebagaimana layaknya kiai yang lain, Kiai Abu Dzarrin juga memiliki keistiqamahan dalam beberapa nadzifah. Kiai Abu Dzarrin semenjak umur delapan tahun hingga sepuh senantiasa melakukan puasa Senin dan Kamis kecuali ada udzur shahih. Bila mana ada udzur maka beliau menggantinya di hari yang lain. Dikatakan, puasa Senin Kamis ini telah menjadi kebiasaan Kiai Abu Dzarrin sehingga tatkala tak puasa, perut beliau terasa sakit.

KH. Abu Dzarrin juga sangat menekankan sholat berjamaah kepada diri sendiri, keluarga dan santri-santrinya. Menurutnya, sholat berjamaah merupakan salah satu tanda ilmu seseorang itu bermanfaat, sebagaimana  dawuh beliau ketika menganjurkan sholat berjamaah kepada para santrinya :

“Di antara tanda-tanda ilmu bermanfaat adalah sholat berjamaah, lebih-lebih sholat jamaah shubuh.”

KH. Abu Dzarrin juga merupakan orangtua yang sangat memperhatikan anak-anaknya, terutama dalam hal pendidikan. Ketika anaknya memasuki usia baligh beliau memanggil anaknya tersebut seraya berkata, “Wahai anakkku, kini engkau telah menginjak usia baligh. Sejak saat ini pula semua perbuatanmu menjadi tanggung jawabmu sendiri.” Setelah berkata demikian itu kemudian beliau memberikan mawaid agar anak-anaknya menjalankan kebaikan dan meniggalkan keburukan. 

KH. Abu Dzarrin juga seorang yang sangat berbakti kepada kedua orang tua dan guru. Di kala kecil beliau selalu membantu pekerjaan orang tua, seperti: mencari kayu bakar untuk masak, menyulam gedhek rumah dan segala pekerjaan rumah lainnya. Dengan beberapa pengalamannya di waktu kecil tersebutlah ketika telah menjadi kiai sesohor beliau tak gengsi melakukan pekerjaan yang remeh di mata manusia. Bersih-bersih halaman rumah, mencangkul, memperbaiki pagar, membuat sumur, membuat gapura masjid, menyulam baju dan menjahit sandal adalah hal yang biasa dilakukannya.

Sikap birrul walidain ini sangat nampak ketika beliau menjadi kiai di Kendal. Setiap hari Jum’at beliau istikomah ziarah ke pesarean orang tua dan guru-gurunya di Sukorejo dengan berjalan kaki. Kepada anak-anaknya yang belum baligh juga diajak ziarah kepada para leluhur guna mendidik mereka agar terbiasa mendoakan orang tua. Sebagai motivasi untuk anak-anaknya tersebut, KH. Abu Dzarrin memberikan hal yang menyenangkan kepada mereka berupa uang, makanan atau yang lainnya.
***

Dan di antara akhlaq mulia KH. Abu Dzarrin yang lain, beliau seorang yang tak mudah menyerah, ulet dan punya cita-cita besar. Dari Bojonegoro Kiai Abu Dzarrin berjalan kaki ketika berangkat mondok di Bangkalan, seraya membawa beras, kendil (alat menanak nasi) dan keperluan mondok lainnya. Dan lagi beliau mau menerima uang saku seadanya dari orang tua, yaitu sebanyak dua ringgit untuk selama nyantri di Bangkalan. Ketika uang sakunya hampir habis maka beliau mburoh ngliwet (menjadi buruh memasak), mencuci pakaian dan lainnya. Ringkasnya, beliau senang hidup mandiri, tak menjadi beban orang lain.

Di kala haji, KH. Abu Dzarrin berjalan kaki dari Makkah ke Madinah yang jauhnya + 486 km. Dalam waktu lima belas hari lima belas malam beliau melakukan perjalanan. Saat itu terjadi perang yang dikenal ‘Perang Wahabi’ maka untuk menghindari hal yang tak diinginkan beliau menyamar sebagai fakir miskin dengan mengenakan pakaian goni. Hal itu dilakukan semata-mata hanya karena ingin ziarah kepada Rasulullah Saw. Dan semasa di perjalanan tak ada sesuap makananpun yang beliau dapati kecuali buah Khondhil (buah yang sangat pahit, kalau orang Jawa menamakan Butrowali). Namun, alhamdulillah, karena rahmat Allah Swt, beliau dipertemukan dengan sekelompok orang Badwi yang mengasihinya yang akhirnya Kiai Abu Dzarrin selamat.

KH. Abu Dzarrin juga seorang yang qona’ah, sabar dan wira’i. Beliau mempunyai watak, segala sesuatu - baik itu remeh ataupun berharga, jelek ataupun bagus - bila bukan miliknya maka beliau tak berani memakai atau memakannya. Dalam mendidik putra-putrinya beliau sering kali dawuh: “Jangan sekali-kali memakai barang orang lain walaupun milik saudara kandungmu sendiri, sebab yang demikian itu amat tercela.”
Beliau orang yang istiqamah. Setiap hari Kamis usai dhuhur, Kiai Abu Dzarrin rutin mencukur rambut dengan tangannya sendiri dan nadhofah pada hal-hal yang lain, ittiba’ bisunnatir Rasul Saw. 

Dan beliau tak pernah melepas tutup kepala, terutama pada kondisi yang disunnahkan, seperti ketika sholat, ngaji, silaturrahim, buang air dan lainnya. Adapun tutup kepala yang biasa dipakai sebelum haji adalah udeng, dan sesudah haji yaitu kopyah putih. Hal ini dilakukannya hingga beliau wafat.

Dalam bergaul dengan sesama, KH. Abu Dzarrin senantiasa bersikap mengalah, tawadlu’ dan santun kepada siapapun. Dan setiap hari Jum’at usai ashar beliau senantiasa menyempatkan silaturrahim kepada sanak famili, tetangga dan santri-santrinya yang telah boyong dari pondok. Di lain waktu, bila ada sesama yang sakit tak bosan-bosannya beliau menjenguk. Begitu pula jikalau ada sesama yang meninggal dunia, beliau tak segan untuk ikut menyolati. Beliau juga selalu menghadiri undangan dari masyarakat, misalnya: walimatul haml, watimatul arusy dan lain sebagainya, terlebih acara maulid Rasulullah Saw.

Selain dikenal dengan seorang yang sosialnya tinggi, Kiai Abu Dzarrin juga salah seorang yang sangat benci dengan pergaulan bebas (campur bawur laki-laki perempuan) seperti yang marak di era ini. Kehati-hatiannya akan hal itu nampak tatkala masih hidup, setiap kali memberikan ceramah atau pengajian kepada kaum wanita beliau senantiasa berada di balik hijab.Demikian juga terhadap keluarga, beliau tak memberi kebebasan kepada istri dan putri-putrinya yang telah baligh keluar rumah ataupun menemui laki-laki yang bukan muhrimnya. 

Di sisi lain, KH. Abu Dzarrin tak pernah kecewa (ngersulo) terhadap pemberian Allah Swt, setiap masalah yang datang beliau hadapi dengan keteguhan hati dan ridlo. Misalnya, tatkala menjelang wafat beliau menyandang penyakit udunen (baca: bisul) yang tak kunjung sembuh hingga beliau dipanggil Allah Swt. Beliau tak pernah bercerita atas penyakitnya. Beliau tak ingin menyusahkan anggota keluarganya. Namun, penyakit yang disandangnya tersebut diketahui salah satu santri yang bernama Muhammad Ali Syafi'i (yang kemudian terkenal dengan KHM. Ali Syafi'i) yang setiap hari Selasa mencucikan pakaian KH. Abu Dzarrin. 

"Ojo mbok kandakno sopo-sopo, yen aku iki loro (Jangan kau beritahukan kepada siapapun kalau aku sedang sakit),” ujar beliau  ketika penyakitnya diketahui si santri tadi.

KH. Abu Dzarrin juga selalu bersikap bijaksana. Pada kesehariannya, di samping aktif membina santri-santri juga selalu memotivasi mereka agar senantiasa isytighal belajar dan mengesampingkan yang lainnya. Beliau sering dawuh; “santri yang istimewa adalah santri yang ketika pondok libur tak pulang kampung, tetap di pondok untuk belajar.” 

Dan beliau sering dawuh; "Mbesok zaman akhir waline Gusti Allah iku bocah pondok (kelak di zaman akhir wali-Nya Allah itu anak pondok)”. Tentunya yang dimaksud dengan anak pondok di atas adalah anak pondok yang bersungguh-sungguh dalam menimba ilmu.

Selain  memprioritaskan ngaji pada santri-santri, Kiai Abu Dzarrin juga menganggap penting pengamalan wirid. Adapun aurod yang  biasanya diijazahkan kepada para santri, antara lain: Dala'ilu Khoirot, aurod ba'dal maktubah al ma’tsuroh dan lainnya. Sedangkan kitab-kitab yang rutin dibacakan kepada santri sekaligus beliau jadikan thoriqoh di antaranya; Taqrib, dan Kifayatul 'Awam. Menurut beliau kedua kitab ini bila dibaca secara rutin - tiap khatam dimulai lagi, begitu seterusnya - berarti sudah menjalankan thoriqoh.

Dalam berbagai kesibukannya, Kiai Abu Dzarrin masih sempat mangabdikan diri pada Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Sebagaimana termaktub dalam bukunya Drs. H. Anas Yusuf yang berjudul “50 tahun NU Bojonegoro”, bahwa, hasil dari keputusan musyawarah yang dilakasanakan pada April 1954 terpilih para Pengurus NU Cabang Bojonegoro termasuk KH. Abu Dzarrin sebagai salah satu Rais Syuriah. Dan pada Oktober 1957 beliau bersama Pengurus NU Cabang Bojonegoro menghadiri pertemuan Kongres Jam’iyyah Ahlut Thoriqoh An-Nahdliyah di Magelang. Mereka yang hadir itu adalah KH. Abu Dzarrin, KH. Rahmat Zubair dan M. Dimyathi. Sejak saat itu pula jamaah thoriqoh di Bojonegoro secara organisasi mulai dikembangkan.12

KH. Abu Dzarrin juga sosok figur yang sangat menghargai waktu. Selain waktunya untuk beribadah dan mengajar santri, waktu yang lain juga dihabiskan untuk menulis. Banyak karya beliau yang berbentuk tulisan, antara lain: Tauhid Jawan (Tauhid),  Faroidl,  Jadwal Haidl, Rumuz A’immatil Fuqoha’ (Fiqih), Mabadin Nahwi, Jurumiyyah Tarjamah (3 jilid), Imrithi Tarjamah,  Alfiyah Tarjamah (Ilmu Alat), Jadwal Arudl dan Hisab, dan lain sebagainya.”
***

Lebih dari tiga puluh tahun KH. Abu Dzarrin berkiprah memperluaskan agama Allah Swt di Bojonegoro dan sekitarnya, terutama di Kendal. Alhamduillah, berkat perjuangan Mbah KH. Abu Dzarrin, kini Kendal menjadi kawasan multi pesantren yang juga terdapat beberapa jenjang pendidikan. Tak sedikit para siswa dan santri yang ngangsu  kaweruh  di Kendal guna memperdalam ilmu pengetahuan dan mengharap barokah dari para masyayikh Kendal.

Semua aktifitas perjuangan KH. Abu Dzarrin dalam Li’i’laa’i Kalimatillah  senantiasa didasari keikhlasan dan keistiqamahan sehingga beliau memenuhi panggilan Allah Swt pada hari Kamis Legi, 17 Dzulqo’dah 1378 H bertepatan dengan tanggal 5 Juni 1958 M. Jenazah beliau dimakamkan di Pemakaman Masyayikh Kendal. Semoga Allah Swt mengampuni segala dosa, menerima kebaikan beliau, dan meluaskan rahmat untuknya di alam barzakh. Serta kita semua mendapatkan limpahan keberkahan dari pada ilmu beliau. Aamiin yaa Rabbal ‘aalamiin. 

--------------------
Sumsel, 4 Desember 2015

Tahta yadi Al Faqir,
Muhsinin

Selasa, 29 Agustus 2017

DISBUDPAR KABUPATEN BOJONEGORO KENALKAN POTENSI BOJONEGORO MELALUI GELAR SENI BUDAYA DI ANJUNGAN JAWA TIMUR TMII JAKARTA




DISBUDPAR KABUPATEN BOJONEGORO KENALKAN POTENSI BOJONEGORO MELALUI  GELAR SENI BUDAYA DI ANJUNGAN JAWA TIMUR TMII JAKARTA ”

-=Republik Ngopi=-


Nama Bojonegoro saat ini sudah tidak sangat asing lagi baik didalam negeri maupun di luar negeri itu karena Bojonegoro sendiri memiliki banyak potensi selain di sector Pertambangan Minyak dan potensi alam yang sangat indah Bojonegoro juga memiliki banyak potensi Seni Khas dan Budaya yang bisa menarik perhatian khalayak umum baik dalam negeri maupun luar Negeri.

Komitmen untuk terus mengenalkan Potensi Kesenian dan kebudayaan Kabupaten Bojonegoro ini terus dilakukan oleh Instansi Pemerintah yang membidanginya yaitu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro yang saat ini di Nahkodai oleh Bapak Amir sapaan akrab Kadin Disbudpar, Kali ini Disbudpar Bojonegoro dalam rangka pengenalan Potensi yang dimiliki Bojonegoro Disbudpar Selenggarakan kegiatan Gelar Seni dan Budaya ,Kuliner serta Promosi wisata yang sangat meriah di salah satu icon Nasional yaitu di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.  

Kegiatan Gelar Seni dan Budaya ,Kuliner serta Promosi wisata merupakan agenda rutin tahunan sebagai duta seni dan Budaya Bojonegoro di Anjungan Jawa Timur Taman Mini Indonesia Indah Jakarta dengan Menampilkan Potensi Seni dan Budaya Khasnya Kabupaten Bojonegoro dan juga beberapa Produk-Produk Kreasi Khas hasil karya Masyarakat Kabupaten Bojonegoro.


Gelar Seni dan Budaya ,Kuliner serta Promosi wisata yang dilaksanakan  tanggal 27 Agustus 2017 yang menyedot Ribuan Pengunjung untuk mengunjungi Anjungan Jawa Timur  dan juga antusias warga Bojonegoro yang merantau di ibu kota tergabung di Komunitas GUYUB pun ikut hadir meramaikan pagelaran yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro sebagai wujud kecintaannya pada kabupaten tercinta, Selain itu ada juga dari beberapa perwakilan komunitas kesenian Jawa Timur dan Komunitas Kesenian Jawa Timur di Jakarta ikut hadir untuk memberikan apresiasi pada sajian yang ditampilkan Kabupaten Bojonegoro dengan konsep yang menarik dan berbeda dengan menampilkan Pegelaran Kolaborasi wayang tengul dan Fashion show Batik Unggulan Jonegoro dengan tema “The Beauty Of Batik Bojonegoro” Karya Designer ternama Martini Suarsa tidak hannya itu Pada event tersebut Disbudpar Bojonegoro juga mengenalkan tata rias pengantin Khas Bojonegoro “Pinjung Iras Putri” yang disajikan oleh perias Joko Parikesit.


Pada Momen spektakuler tersebut tak kalah menariknya karena Mbah Santoso Pengrajin Wayang Tengul Jonegoro yang sampai detik ini beliau masih istiqomah  memproduksi wayang tengul mungkin juga bisa dibilang mbah santoso saat ini satu satunya seniman wayang tengul Bojonegoro yang masih melestarikan kreasi seni warisan leluhur Bojonegoro ini, Disana mbah santoso juga sempat menampilkan Demo pembuatan wayang tengul dihadapan para pengunjung bahkan Produk Wayang Tengul yang dibawa beliau dari Rumah juga Laris diborong habis para pengunjung Taman Mini Indonesia Indah dijakarta, Selain itu Mbah Santoso Juga mendapat Penghargaan dari Pihak TMII Atas Hasil Karya Beliau yang sudah masuk dan tersimpan di museum wayang di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro juga berharab dari Persembahan di Anjungan Jawa Timur TMII ini dapat menjadi  Triger bagi pergerakan ekonomi Masyarakat Bojonegoro dengan beberapa aspek yang mulai mencuat keberadaannya satu per satu diantarannya Pariwisata, Kuliner, Jasa, Fashion, Merchandise serta sektor – sektor lain yang mendukung Pariwisata di Kabupaten Bojonegoro. (Sams’)

Untuk para pembaca yang mungkin penasaran dengan potensi Pariwisat dan Budaya Bojonegoro bisa juga melihat di Link Website Resminya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro www.wisatabojonegoro.com


Minggu, 27 Agustus 2017

INSPIRASI MALAM DARI KABID HUMAS POLDA DIY AKBP YULI YANTO

MEDIA-MEDIA PENYEBAR KEBENCIAN
Oleh
KABID HUMAS POLDA DIY AKBP YULI YANTO
-=Republik Ngopi=-


Tahun 1994, terjadi genosida suku Tutsi oleh suku Hutu di Rwanda. Korban dalam hitungan bulan mencapai jutaan. Kalau ingin tahu seperti apa situasi itu, coba nonton film "Sometimes in April" atau "Hotel Rwanda".

Apa yang menyebabkan pembantaian antar suku itu? *Kebencian.* Kebencian akan peristiwa masa lalu diungkit kembali dan disebar-luaskan oleh media. Bentrokan masa lalu antara suku Hutu dan Tutsi di Rwanda, pertama kali diangkat oleh koran Kangura lewat artikel dan kartun graphis.

Tahun 1993. situasi politik yang memanas karena mendekati pilpres, didirikanlah sebuah stasiun radio baru bernama Radio-Television Libre des Mille Collines atau RTLMC. Ini stasiun radio milik suku Hutu.

Setiap menit, para penyiarnya menyerukan kebencian kepada suku Tutsi. Mereka juga memutar lagu-lagu yang membakar semangat untuk membantai suku Tutsi yang mereka sebut "si kecoak". Karena buat mereka, suku Tutsi ibarat kecoak yang mengganggu dan untuk membunuhnya cukup dengan diinjak saja bisa mati beberapa. Mudah dan murah.

*_Radio Mille des Collines ini dibiayai oleh kepentingan politik yang ingin menguasai Rwanda dengan memanfaatkan kebencian antar suku._*

Para penyiarnya -menurut seorang pelaku- selalu mabuk. Mereka juga menggunakan bahasa prokem dalam siaran dan menyiarkan lagu-lagu hits dengan disc jockey. Ternyata itu semua memang dibangun untuk menarik simpati orang bodoh, pengangguran dan geng preman.

*Cukup setahun saja mereka menyiarkan kebencian, dan 1 juta lebih nyawa melayang.*

Tertangkapnya kelompok Saracen, yang memproduksi kebencian dan hoax secara massif dengan 80 ribu anggota, membuat kita sadar bahwa media -meski modelnya sudah berbeda zaman- tetaplah efektif untuk mempengaruhi pemikiran seseorang.

Model produksinya sama seperti Radio Mille des Collines itu. Buat konten-konten dengan bahasa awam, biasakan orang membaca tulisan makian dan cacian, lalu propagandakan keresahan bahwa sudah saatnya bergerak untuk perubahan.

_Sasaran Saracen sama juga, yaitu orang bodoh yang menggunakan hp pintar, para pengangguran yang resah karena tidak mendapat pekerjaan dan ormas-ormas yang begitu banyak tersebar di Indonesia. Mereka ini "sedang dilatih" untuk menjadi radikal dan garda depan ketika rencana chaos akan dijalankan._

Alasan Saracen dengan Radio kebencian di Rwanda itu juga sama, yaitu *Freedom of speech* atau kebebasan berbicara.

Grup Saracen hanyalah gunung es. Ia tampak besar tetapi belum keseluruhan. Di bawahnya lagi masih banyak kelompok-kelompok maupun personal yang memanfaatkan kebencian sebagai produk dagangan.

*Mereka ada yang memang sadar apa yang dilakukan, dan jauh lebih banyak lagi yang hanya ikut-ikutan.*

_Tertangkapnya beberapa anak sekolah karena mengirimkan ujaran kebencian lewat media sosial adalah bukti bahwa sudah banyak orang yang menjadi zombie karena terpengaruh propaganda._

Kita tidak bisa hanya berteriak, "manfaatkan media sosial dengan bijak!" karena sejak pilpres 2014 sudah begitu banyak akun-akun bayaran untuk memecah belah. Yang bisa kita lakukan adalah dengan melawan. Propaganda vs Propaganda. Fight fire with fire.Hukum biar urusan pihak keamanan. 

Seruput dulu kopinya karena guncangan ini belum akan reda sampai Pilpres berikutnya.

Sabtu, 26 Agustus 2017

Nasionalisme Pojok Warung Kopi

“NASIONALISME POJOK WARUNG KOPI”
-=Republik Ngopi=-


Sore tadi dibeberapa grub whatshap dan beberapa medsos saya ramai  dengan Broadcast Jadwal pertandingan bahwa malam nanti Team Nasional Sepak Bola Indonesia akan berlaga dengan Timnas Malaysia pada ajang SEA GAMES 2017 KUALA LUMPUR MALAYSIA karena saya basiknya juga kurang faham dengan Olahraga Sepak Bola sayapun juga kurang begitu merespon.

Selepas sholat magrib langsung saya tancap gas dengan aktivitas Ngopi saya yang istiqomah dan masih disebuah warung yang sama serta masih dengan malam minggu dan kesendirian seperti biasanya, Warung masih sepi dan tampak sahabat saya seorang gamer yang sudah duluan berada disana dengan sebuah laptop kesayangannya lama lama warung pinggir Jalan untung suropati itu mulai ramai banyak pelanggan datang  bersama para teman teman mereka cangkir cangkir kopi yang sudah dipesan pun mulai dihidangkan satu persatu oleh sipenjual kopi itu.

Memang hari ini sedikit berbeda warung sangat dipenuhi para Suporter Timnas Indonesia untuk mendukung Team Kesayangan kita semua yang sedang berlaga di SEA GAMES 2017 Melawan Teamnas Malaysia itu semua sebagai wujud kebanggaan dan wujud Nasionalisme Para Pecinta Sepak Bola di Negara tercinta kita Indonesia TV pojok warungpun mulai nyala puluhan matapun mulai focus dengan layar kecil pojok warung kopi tak lupa sambil menyeruput secangkir kopi manis untuk menambah semangat para supporter.

Pertandinganpun dimulai suara sorakan yang mulai rame dari para supporter membuat saya pun ikut bersemangat menonton teamnas Indonesia berlaga disinipun saya berfikir begitu semangat dan antusias dari sorakan para supporter itu juga wujud dari kecintaan dan rasa kebanggaan mereka pada Negara mereka melalui wujud dukungan pada pemain  sepak Bola Negara Indonesia tercinta disini banyak saya belajar apa itu cinta pada negeri dan nasionalisme yang diwujudkan melalui Sorakan semangat dan dukungan pada para pejuang yang sedang bertempur pada ajang SEA GAMES 2017 di Kuala Lumpur Malaysia meskipun pada menit terakhir sekor 1 – 0 membuat mereka sedih namun terlihat kecintaan mereka pada negeri ini dan optimisme suatu saat Team Kebanggaan kita pasti akan menang.


Dalam hati sayapun pasti ada rasa keluh dengan kekalahan yang baru dialami namun saya sendiri berfikir namanya juga pertandingan kalah menang itu sudah bagian dan harus diterima dengan lapang dada namun semangat dan kecintaan kita pada Negara Kesatuan Republik Indonesia harus terus kita tingkatkan dengan karya karya positif yang nanntinya bisa membuat bangga negeri ini dengan terus kita kampannyekan Rasa Nasionalisme melalui berbagai media hindari berita Hoax persempit peredarannya agar NKRI Kita terjaga dengan Damai. (Sams’) Bloger Polri

Jumat, 25 Agustus 2017

Cangkir Pendidikan Era Digital Bersama Bunda Nahkoda DPRD Bojonegoro

“Cangkir Pendidikan Era Digital Bersama Bunda Nahkoda DPRD Bojonegoro”
-=Republik Ngopi=-

Masih tentang Era Digital yang mungkin ini juga salah satu bahasan lama diperbincangkan tiada habis dari masa ke masa karena setiap detik pasti selalu ada update teknologi yang selalu menemani kehidupan kita, saat ini mungkin teknologi juga menjadi bagian penting dikehidupan kita, diera digital ini banyak hal yang bisa kita bahas antara lain Gadget,Sosial Media, Games, Pornografi dan yang baru baru ini maraknya informasi Hoax yang beredar dimasyarakat melalui medsos dan situs situs tak bertanggung jawab. 

Kali ini bersama sesosok wanita yang sering disapa akrab Bunda Mitroatin kita akan sedikit membahas tentang Pendidikan dan kewaspadaan Orang tua diera digital ini karena telah bannyak fenomena dari kelalaian dan kewaspadaan kita membuat generasi kita terjebak dalam dunia ini padahal kalau kita bisa bijak dan waspada era ini adalah era emas untuk selalu upgrad diri karena mudahnya kita dalam mendapat informasi dan pengetahuan dengan berkembangnya Teknologi Informasi Komputer, Akses Internet yang semakin canggih sehingga merubah perilaku budaya masyarakat untuk beralih ke media yang cepat dan memudahkan.


“Menurut Bunda Atin sapaan akrab wanita Asli kelahiran Kota Bojonegoro dan juga Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro ini banyak saat ini fenomena yang dihasilkan dari gadget salah satunya mampu merubah dan membentuk masyarakat anti social anak-anak bermain saling berdiam diri dan tidak saling mengenal , Remaja lebih sering cuek dari pada berdiskusi serta banyak juga kesalah fahaman yang berujung pertikaian semua itu karena kurangnya pemahaman manfaat secara positif selain itu beliau juga mengingatkan kita agar terus waspada dan mawasdiri  karena banyak juga kasus penyalahgunaan Medsos atau media social itu karena kita kurang bijak dalam menggunakan fasilitas kemajuan yang ada saat ini tidak hannya itu Peredaran Pornografi Berita Hoax Aliran sesat dan ajakan Terorisme  melalui sarana teknologi inipun juga harus diwaspadai untuk menjaga generasi penerus bangsa agar menjadi pribadi yang berkualitas sehingga kedepan bangsa kita bisa lebih maju dan berkepribadian luhur”.

Banyak juga riset yang telah dilakukan oleh berbagai lembaga riset dinegeri ini salah satunnya Perusahaan Cyber, Kapersky Lab baru baru ini di tahun 2017 juga telah merilis laporan soal penelitian tentang skenario yang membuat masyarakat modern tertekan saat ini dan hasilnya adalah kehilangan smartphone dan foto-foto digital lebih dianggap menyedihkan daripada putus cinta ,teman dan kehilangan hewan peliharaan tidak hannya ini Yayasan Kita dan buah Hati juga menyebutkan sejak tahun 2008 hingga tahun 2010 sebanyak 67 % dari 2.818 siswa sekolah dasar (SD) kelas 4,5 dan 6 diwilayah jabodetabek mengaku juga pernah mengakses informasi pornografi sekitar 24% mengaku melihat Pornografi melalui media Komik dan Sekitar 22% Melalui situs internet, 17 % dari Games, 12 % melalui Film sisannya 6% lewat telepon genggam atau gadget selain itu saat ini juga banyaknya pemberitaan melalui televisi dan juga media elektronik maupun cetak tentang banyaknya penyalah gunaan Medsos untuk menyebar kebencian, berita tak bertanggung jawab dan yang paling parah banyaknya pelanggaran penghinaan symbol Negara serta ajakan provokatif untuk saling membenci juga marak dikarenakan kurang bijak dalam menggunakan medsos sehingga yang mestinya menguntungkan bisa menjadi merugikan. 

Dengan beberapa hal kasus yang sudah terjadi Bunda Atin juga menghimbau dan berharap adannya peran orang tua yang sangat penting dilakukan untuk membantu pencegahan penyalah gunaan dan juga akses informasi yang berbahaya bagi putra putri kita tidak hannya itu Bunda Atin juga sempat berbagi  kepada saya tentang peran orang tua yang saya singkat menjadi BDBB maksudnya adalah Batasi, Dampingi, Buat Aturan Yang Tegas,Bantu mereka bebas dari adiksi Maksudnya Batasi Orang tua harus membatasi penggunaan internet khususnya Gadget Pada anak dengan memprotek Situs situs negatif di internet, selanjutnya Dampingi Apabila anak anak bermain damping mereka dan pilihkan mainan atau tontonan yang mendidik serta beri penjelasan bila ia bertannya , Buat Aturan yang Tegas maksudnya ialah orang tua harus membuatkan aturan dan memberi wawasan   pada anak mengenai etika penggunaan internet, berapa lama dan apa saja yang boleh diakses dan tidak diakses yang terakhir Bila anak sudah mengalami adiksi Games atau Pornografi segera hentikan dan bantu mereka untuk bisa mengurangi adiksi berikut itu adalah Tips Pendidikan diera digital yang diberikan oleh Hj.Mitroatin pada saya dengan harapan orang tua juga bisa mempraktekkan agar anak anak kita yang masih dalam proses pencarian jati diri tidak tersesat pada jalan yang salah.’’(Sams’)


Kamis, 24 Agustus 2017

Nuansa Musuhan Di Secangkir Gadged

“NUANSA MUSUHAN DI SECANGKIR GADGED”
-=Republik Ngopi=-

Malam ini ada beberapa hal yang membuat inspirasi muncul ditengah tengah keramaian suasana Warung Kopi KUA yang berada dikawasan Jalan Untung Suropati Bojonegoro yang mungkin ini juga sering dialami banyak orang serta bisa juga sudah menjadi hal biasa diera sekarang.

Sore tadi selepas aktivitas saya Whatshap sahabat saya untuk sekedar Ngopi (Bahasa Tren jaman sekarang) sekedar bertemu dan berdiskusi tipis guna membuat beberapa rencana kegiatan untuk dikerjakan bersama, waktu di jam tangan sayapun terus berjalan hingga jarum jam tepat menunjukkan pukul 19.30 WIB setelah berganti baju dan dandan sedikit keren sayapun meluncur menuju warkop KUA salah satu tongkrongan yang membuat banyak orang Baper terkhusus untuk para Jomblo, setelah selang beberapa menit datang sahabat saya tadi dan disusul satu sahabat lagi selepas memesan secangkir kopi dimeja kasir merekapun duduk tepat didepan dan samping saya dengan sedikit guyonan renyah khas anak muda tak lupa merekapun mulai mengeluarkan Gadget atau telepon genggam juga sebuah carger lirih pertannyaan terdengar “Bang Paswordnya apa”.

Menit berganti menit kamipun saling berdiam diri dengan tatapan mata focus pada layar Hp seakan akan kami sedang bermusuhan tak saling sapa , Ada yang bermain game online entah apa itu namanya dan juga sekedar melihat medsos disitu nuansa diam tanpa pembicaraan dengan sesekali senyuman tawa yang terkadang membuat saya berfikir kalau itu sebuah bahasa komunikasi masa kini.

Setelah berjam jam kami disitu saya perhatikan disekeliling juga sama tak banyak yang berdiskusi atau ngobrol kebannyakan mata dan tangan mereka terfokus pada layar Gadged dengan seruputan kopi manis khas warung tersebut dari situ banyak membuat saya berfikir kehebatan akses informasi yang semakin cepat diera digital ini yang terkadang kalau kita tidak bijak dalam mengunakan Medsos kitapun sering lupa atau Los control tidak hannya itu dengan kemajuan teknologi yang sedemikian rupa kitapun harus pandai pandai memfilternya karena kalau tidak banyak informasi yang tidak bertuan atau tidak dapat dipertanggungjawabkan akan terus kita konsumsi selain itu sayapun juga berfikir serta berterimakasih kepada Aparatur Kepolisian Negara yang saat ini juga ikut membantu masyarakat dalam mempersempit peredaran informasi tak bertuan atau kita lebih mengenalnya dengan Kata HOAX tidak hannya Polisi masyarakat dan pemuda selaku generasi penerus perjuangan para pendahulu pun juga harus ikut andil dalam hal tersebut.

Perbedaan dari zaman ke zaman saat ini banyak kita rasakan dulu kala Ngopi diwarung itu bentuk komunikasi dan wahana paling asyik untuk berdiskusi dan sekedar tukar cerita diselimuti dengan beberapa candaan yang terkadang membuat kita terus tertawa sampai lupa kepenatan aktivitas seharian penuh berbeda dengan saat ini ketika kita Ngopi waktu diwarung Kopi lebih banyak kita buat berdiam antar teman kita karena kita lebih focus dengan satu Gadged sehingga terkadang terkesan seperti orang yang sedang bermusuhan.//Sams’’

Rabu, 23 Agustus 2017

Candu Sedekah Pemuda Tejo

“CANDU SEDEKAH PEMUDA TEJO”

Secangkir Inspirasi, Kata candu seringkali dipakai untuk pengaambaran beberapa hal negative namun kali ini saya lebih berfikir Candu Positif salah satunya adalah Candu Sedekah, ternyata hal positif ini tidak hannya menjadi sebuah kewajiban namun juga bisa menjadi Candu atau rasa ketagihan yang sangat besar bagi pelakunnya.

Sedekah sendiri diambil dari kata Sodaqoh yang memiliki makna pemberian seorang muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa batasan jumlah atau nilai pemberian tersebut sedekah sendiri juga salah satu amal kebaikan namun tak jarang banyak orang yang melakukannya.

Ngopi siang kali ini Republik Ngopi bertemu dengan sosok pemuda setengah tua yang memiliki paras agak lumayan seram namun siapa sangka dibalik semua itu dia memiliki aktifitas mingguan untuk bersedekah dengan saudara muslim yang sangat membutuhkannya, pemuda tersebut sering disapa akrap dengan panggilan Mas Eko tinggal di daerah Desa Tejo Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.

Setiap hari Jum’at pagi atau selepas sholat Jum’at eko bersama para sahabat pergi keliling Bojonegoro untuk sambang shilaturokhim dengan saudara sesama muslim yang kurang mampu untuk memberikan sedekah sering mereka datangi rumah Lansia hidup sebatangkara dan juga kaum duafa dikawasan Kabupaten Bojonegoro, Sedeqah setiap hari Jum’at ini sudah berjalan hampir 5 Tahun dan terus dilaksanakan secara istiqomah sehingga bagi mas eko dan kawan kawan Sedekah saat ini menjadi Candu yang mendalam untuk terus dilaksanakan rutin selain itu mas eko juga sadar bahwasannya ada 2,5% dari penghasilan mas eko itu hak bagi kaum duafa dan fakir miskin yang harus diberikan dan tidak boleh disimpan.

Ngopi siang hari ini memberi pengalaman dan pembelajaran yang sangat luar biasa tentang pentingnya berbagi pada sesama dan menjadikan sedekah sebuah candu positif yang bisa dijadikan contoh tauladan terbaik untuk dilaksanakan bersama.  ,"(sams')

Gus Dur Kunjungi Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga di Desa Menilo Soko Tuban

“SEPENGGAL NAPAK TILAS KUNJUNGAN SANG PRESIDEN RI KE 4 (KH.ABDURRAHMAN WAHID) DIGRUMBUL KETENANGAN”


Cangkir Inspirasi, Sore tadi disela sela antara rasa letih yang menyelimuti diri ini ada sedikit perbedaan yang biasannya selepas seharian aktifitas saya langsung kembali dikamar Kos untuk beristirahat sebelum melanjutkan agenda Ngopi malam entah mengapa tiba tiba terfikir Cangkir Kopi nikmat Mak Ti seorang wanita setengah tua penjual Kopi disalah satu warung sederhana kawasan sebuah Desa Tapal Batas Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Bojonegoro dengan pemandangan khas pohon jati dan dua pohon besar diantara rimbun bambu.

20 menit perjalanan dari tengah kota Bojonegoro masih dengan sepeda motor kesayangan dan wajah yang sedikit mengantuk saya langsung segera memalkir motor untuk segera masuk mencari mak ti penjual kopi yang hampir 3 minggu saya tidak mampir ditempat beliau, masih seperti biasannya setelah sedikit bergurau dengan beliau dan memesan secangkir kopi saya pasti langsung tertidur diantara kursi bambu yang sangat nyaman itu dengan sangat nyenyak.

Selang beberapa lama saya tertidur waktu sudah menunjukkan hampir mendekati magrib terdengar suara lirih bapak yang mungkin usianya sudah 60 tahunan sayapun terbangun untuk ngobrol dengan beliau, suami dari mak ti orang yang juga saya cari karena saya penasaran dengan kisah cerita bahwa dulu tempat ini juga sempat di singgahi salah satu Presiden RI Ke 4 Bapak KH.Abdurrahman Wahid, sayapun mulai mengenalkan diri dan sedikit basa basi pada beliau dan sedikit menikmati kopi yang tadi dibuatkan oleh mak ti.

Mak ti dan suaminya saat ini tinggal di Komplek Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga di Desa Menilo Kecamatan Soko Kabupaten Tuban yang juga mengurus Mushola kecil dan Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga dikawasan lereng perbukitan menilo karena memang tempat itu juga tanah warisan dari orang tua beliau, obrolan kamipun semakin asyik karena beliau banyak menceritakan sedikit tentang Situs tersebut.


Tempat yang saat ini bersih dan nyaman ini dulunya adalah sebuah gerumbul atau semak belukar dan ada beberapa pohon bambu yang kini banyak ditebangi, beliau bercerita bahwa Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga ini sudah ada saat beliau masih kecil dan jaman si mbahnya dulu, dua pohon besar  dan satu cungkup pertapaan lah ciri khas asli dari sejak dulu ada, Tempat ini dulu ditemukan oleh seorang ulama’ besar asal Tulungagung bernama Kiyai Ahmad Zubair setelah itu ditempat ini juga banyak dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru tanah air tak terkecuali Presiden RI Ke 4 atau Gus Dur sapaan akrab beliau.

Beliau mulai berbagi kisah saat Gus Dur berkunjung Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga yang ada di Desa Menilo pada saya beliau juga menyampaikan pada saya “memang benar ya mas kalau gus dur itu susah ditebak”  karena menurut beliau didalam benaknya wong ini tempat gerumbul atau semak belukar berada dikawasan pedalaman desa akses jalannya juga sulit tapi Gus Dur kok tau tempat ini tuturnya, KH.Abdurrahman Wahid datang di Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga dua kali dalam satu bulan  kedatangan pertama di Situs Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga Desa menilo itu Jam 4 sore dan hannya sebentar setelah berwasilah kurang lebih satu jam Gus Dur Langsung pergi saat dikonfirmasi tahun atau tanggal kunjungan Gus Dur disitu beliau sudah lupa, Gus Dur Datang dengan membawa Rombongan banyak ada dua elef yang mengiringi kunjungan beliau.

Dikunjungan kedua Gus Dur datang bersama Rombongan malam hari sekitar jam 20.00 WIB pada kunjungan Gus Dur yang kedua pun Gus Dur hannya sebentar disitu karena jam 21.00 WIB Gus Dur sudah melanjutkan perjalanan di daerah Medalem Kecamatan Senori Tuban yang juga menurut beliau disana Petilasan Kanjeng Sunan Kalijaga, Sebelum datang Ke Soko Gus Dur sempat singgah didaerah Surowiti Gresik menurut beliau pada Perjalanan Gus Dur di menilo Bapak Presiden RI Ke 4 tersebut sedang Napak Tilas dikawasan situs Kanjeng Sunan Kalijaga yang ada diberbagai tempat saat saya tannyakan pada beliau apakah saat kunjungan Gus Dur di Menilo beliau sempat ngobrol atau berpesan pada Bapak kata beliau Gus Dur hannya berkata singkat “Yo Sok Mben dibangun seng Apik” setelah itu Gus Dur langsung melanjutkan perjalanan menuju rute selanjutnya.

Beliau juga meyakini bahwa ucapan gus dur itu pasti terlaksana entah kapan dan oleh siapa karena menurut beliau Ucapan seorang Wali atau orang suci pasti mandi (ijabah) beliau yakin bahwa Gus Dur adalah Wali utusan Allah dengan jutaan kelebihan karena tidak mungkin orang yang tidak mempunnyai kelebihan bisa sampai sini “Gus Dur rene iki jelas wes entok wisik sangking kanjeng Sunan Kalijaga mas”  imbuh beliau disela sela perbincangan menjelang magrib itu.

Pada akhir sesi Ngopi Sore ini di Kawasan Pertapaan Kanjeng Sunan Kalijaga saya juga menannyakan pada beliau “Bapak menurut njenengan Gus Dur niku Pripun” beliau pun menjawab dengan nada yang semangat menurut beliau Gus Dur adalah sosok Presidan sekaligus Ulama’ yang Baik,Jujur serta orang yang berjalan dijalur Wali atau orang yang mempunnyai ilmu suci.


Obrolan kita pun selesai karena beliau setelah itu langsung beranjak menunaikan sholat magrib dan pergi untuk datang dihajatan tetangganya, Selepas sholat magrib dimushola kecil penuh ketenangan saya pun pamit untuk melanjutkan perjalanan kembali dikawasan kota Bojonegoro.

Selasa, 22 Agustus 2017

Polri Himbau Masyarakat Agar Bijak dalam Ber Medso

Kadiv Humas Polri: Masyarakat Harus Bijak Gunakan Media Sosial


JAKARTA – Setiap post yang diunggah ke media sosial dan merugikan orang lain ada ancaman pidananya, hal tersebut diterangkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Setyo Wasisto
Ancaman ini tetap belaku meskipun pengunggah tak memahami tindakannya tersebut.
Setyo menyampaikan hal ini untuk menanggapi penangkapan terhadap ibu bernama Sri Rahayu (32), pemilik akun Facebook Sri Rahayu Ningsih oleh Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri pada Sabtu (5/8/2017).
“Kami terpaksa harus menegakkan hukum untuk dikenakan Undang-Undang ITE, walaupun yang bersangkutan merasa tidak tahu, tidak punya niat,” ujar Setyo saat menghadiri acara wisuda Purnawira Polri di Gedung PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (9/8/2017).
“Tapi, dengan dia (Sri) mem-post itu sebenarnya dia sudah tahu apa yang dia lakukan,” kata dia. (Baca juga: Jokowi: Hati hati Dalam Unggah Status di Medsos)
Setyo mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah mengunggah konten atau ujaran kebencian yang menjatuhkan orang lain. Tindakan Sri diharapkan menjadi pelajaran bahwa sebelum menunggah suatu konten atau tulisan perlu difikirkan kembali dampaknya terhadap orang lain.
Jika unggahan tersebut termasuk dalam kategori ujaran kebencian, baik terhadap presiden, etnis atau kelompok tertentu maka polisi harus menegakkan hukum.
“Kepada seluruh masyarakat secara bijak menggunakan media sosial, jangan terlalu mudah untuk memencet-mencet,” kata Setyo.
Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Pol Fadil Imran sebelumnya mengatakan, Sri ditangkap karena diduga menyebarkan konten terkait suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta ujaran kebencian di akun media sosial Facebook miliknya.
Adapun konten yang dimuat Sri dalam akunnya yakni ujaran berbau SARA terhadap suku Sulawesi dan etnis Tionghoa, penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo, penghinaan terhadap berbagai partai, ormas, dan kelompok, serta konten berbau ujaran kebencian dan hoaks.
Dari penangkapan itu, polisi turut menyita empat ponsel berbagai merk, sebuah flash disk, tiga buah sim card, sebuah buku berisi catatan email dan password yang digunakan tersangka, serta beberapa pakaian.
Fadil mengatakan, pihaknya akan secara intensif memonitor perkembangan media sosial. Dalam dua bulan belakangan, satgas Siber Bareskrim Polri menangkap 12 tersangka dengam modus serupa.
“Kami tidak segan untuk menegakkan hukum bagi para pelaku hate speech dan hoaks,” kata Fadil melalui keterangan tertulis, Minggu (6/8/2017).(ARN)
“MITOS  ENTENG JODOH POJOK WARUNG KOPI”

Masih dalam keheningan diantara sela sela lantunan music dan hembusan angin malam ditempat Nongkrong yang sama terdengar suara lirih obrolan segerombolan Pemuda seperti lama tak bertemu terdapat sedikit obrolan mereka yang membuat ingin terus menguping disela sela konsentrasi tugas yang juga harus diselesaikan.

Obrolan soal Fakta atau mitos yang juga sering berkembang dimasyarakat ini sedikit memancing rasa Kepo (Bahasa kekinian dari Penasaran) dan asyik untuk didengarkan untuk seorang Jomblo yang mungkin waktunya lebih sering dihabiskan dilayar notebook dan kegiatan Traveling ketimbang memikirkan dunia percintaan ini, Awal dari tulisan ini adalah malam Ngopi yang seperti biasa diawali Kedatangan dua Gadis yang kedua nya memiliki paras cantik dan sedikit berumur mereka lewat didepan tepat dimana saya duduk untuk masuk dimeja Barista sang peracik Kopi andalan warung kopi klasik itu.

Beberapa menit setelah pesan mereka mulai duduk dipojok dan bermain gadget selang tak lama mereka duduk dating sesosok laki laki yang memiliki paras tampan dan Gondrong menghampiri para Gadis tersebut mereka mulai berbicara dan membincangkan beberapa hal yang entah saya juga tak tau itu apa, waktu terus berjalan terdengar suara yang sedikit serius saat satu gadis berbicara  soal mitos bahwa mencuri bunga pada pernak pernik seorang pengantin itu juga dapat membuat enteng jodoh cerita ini membuat sayapun tertarik untuk mendengarnya dengan penuh keseriusan serta mengundang sejuta tannya antara percaya atau tidak sih.

Bagi masyarakat pulau jawa khususnya di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah tradisi unik mencuri bunga pengantinini masih diyakini sampai sekarang. Sebab, dalam adat pernikahan jawa yang sedang berlangsung, kedua calon mempelai pengantin akan saling melakukan prosesi memakaikan pernak-pernik/hiasan pernikahan seperti bunga melati, kalung atau umbai-umbai.
Konon katanya, siapa saja orang yang berani mencuri hiasan pengantin tersebut, dirinya akan segera menikah meskipun saat itu ia belum memiliki pasangan hidup, Jadi jika kamu seorang wanita curilah sekuntum bunga melati yang menempel di hiasan keris pengantin pria. Tenang saja tak perlu takut akan diteriaki maling saat kamu kepergok mencuri. Asalkan kamu tidak mencuri hati sang pengantin pria tersebut.

Sepenggal kisah dan pengalaman Ngopi malam ini bisa juga sih menjadi refrensi dan ritual untuk segera mendapatkan sang jodoh idaman namun kita juga harus yakin bahwa Jodoh,Maut ,Rejeki itu urusan Tuhan Yang Maha Esa disini manusia hannya mempunnyai porsi untuk terus berusaha dan berdo’a agar apa yang kita cita citakan bisa terwujud. Amin…

Senin, 21 Agustus 2017

WK Wedang Kopi Untuk Sejuta Inspirasi

WK Wedang Kopi Untuk Sejuta Inspirasi
Ngopi saat ini kata ini sangat ngetren dikalangan para pemuda dan masyarakat ya mesti kadang mereka saat ditempat ngopi pesannya bukan Kopi sih, Sebetulnya Ngopi bukan lagi hal yang baru dinegeri ini untuk dibahas entah kapan mulainya budaya Ngopi ini sudah ada di Nusantara tercinta ini dan mungkin kebiasaan Ngopi juga bisa menjadi salah satu warisan Budaya Leluhur dinegeri ini.

Namun pada tulisan kali ini kita tidak akan membahas dulu soal ngopi disini kita akan lebih berkenalan dengan sebuah tempat Nongkrong atau tempat Ngopi yang ada diKota Ledre atau lebih dikenal dengan Kabupaten Bojonegoro yang mempunnyai banyak Potensi Alam seperti julukan yang beberapa tahun ini dikenalkan Bupati Bojonegoro yaitu “Lumbung Pangan dan Energi” sebetulnya ada tempat Ngopi banyak diBojonegoro namun disini saya akan menulis dulu tentang tempat nongkrong atau ngopi yang sering saya kunjungi.

WK atau Wedang Kopi ini adalah nama dari salah satu Caffee yang ada dikabupaten Bojonegoro yang letaknya berada dikawasan Jalan Pondok Pinang atau biasanya masyarakat Bojonegoro lebih mengenal kawasan RBK atau Rel Bengkong atau lebih gampangnya Tepat dibelakang terminal Rajekwesi tepat samping SMP/SMA Al Fatimah Bojonegoro.

Caffe dengan model bangunan Rumah Joglo dan juga menyuguhkan hiasan barang barang yang tergolong antik dan lawas juga menambah gaya keklasikan Caffe WK dan juga dapat memberikan rasa nyaman dan betah berlama lama duduk ditempat ini karena mata akan dimanjakan dengan pemandangan Alat Musik Kuno,Lukisan dari Biji Kopi,koleksi piringan Hitam dan banyak lagi tentunya, Tidak hannya itu model kursi yang antic dan juga beberapa terbuat dari lumping kuno yang telah dimodif menjadi tempat  duduk bisa menambah kennyamanan dan dapat menjadi salah satu alasan kennyamanan untuk dating ditempat ini.

Tidak hannya tempatnya yang unik dan menarik sajian menu yang ditawarkannya pun juga tidak kalah menarik karena disini menawarkan menu yang juga berbeda dan juga cara pennyajian Kopi dengan cara yang berbeda dengan tempat ngopi dikota ledre ini pada umumnya, disini menawarkan sajian Kopi Prees, Expresso dan tentunya dengan pilihan Biji Kopi yang beraneka ragam, tidak hannya kopi saja beberapa minuman seperti temu lawak pun juga ada disini.

Nuansa ketenangan yang ada di WK menjadikan saya sering datang bersama kawan kawan untuk sekedar berdiskusi dan melepas kangen dengan para sahabat saya yang kadang banyak sibuk dengan urusan pekerjaannya masing masing, disini kami banyak berdiskusi ngalor ngidul dan juga sering dari diskusi Ngopi kami juga muncul ide-ide kreatif untuk membuat suatu kegiatan peningkatan kreatifitas pemuda terkadang dalam benak kecil sayapun juga berfikir mungkin dulu para pendahulu kitapun juga ngopi dalam pencarian inspirasi dan perlawanan untuk melawan para penjajah.


Semoga budaya Ngopi ini bisa menjadikan sarana kita untuk berkumpul dan sarana pemersatu serta obat yang paling ampuh untuk mengatasi perbedaan yang membuat kita terkadang terlena untuk saling membenci dengan saudara kita sendiri, pertannyaan terakhirnya Kapan kita Ngopi Bareng??? Salam Ngopi Nusantara kawan.
http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html